Search

Selasa, 10 Februari 2009

Menyibak Jati Diri Manusia



Seputar Indonesia, Minggu, 07 February 2009

FAKTA menunjukkan bahwa kelahiran manusia di dunia ini dalam keadaan serbamisterius. Sulit diketahui secara pasti alasan dan tujuan kelahirannya, kapan, dan bagaimana pula kelahirannya itu berproses.

Tetapi berkat potensi kependidikannya, manusia berpikir secara terusmenerus mempelajari misteri itu. Dari fakta misteri itu, justru dapat dipetik suatu pelajaran bahwa keberadaan segala sesuatu ditentukan oleh rentetan panjang sebab akibat. Jadi, bukan dengan sendirinya. Dari rentetan sebab akibat itu, dapat dipastikan adanya sebab pertamanya (prima causa) yang ada atas dirinya sendiri, bersifat mutlak, hanya satu, dan sebagai sumber dari segala yang ada.

Dari garis panjang keberadaan nenek moyang manusia, dapat dipastikan ada manusia pertama. Namun bagaimana caranya manusia pertama itu berada, justru menyuguhkan keberadaan prima kausa tersebut (Suparlan Suhartono: 2008). Keunikan manusia lainnya adalah ia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan yang dibekali akal dan nafsu. Dengan bekal ini, manusia dapat bertumbuh dan berkembang menjadi manusia berkepribadian baik dan buruk.

Namun di tengah kondisi yang demikian,manusia mendapat amanat untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Dengan demikian, manusia mempunyai peran penting dalam menjaga harmoni makhluk bumi dan kelangsungan proses kehidupan di muka bumi. Tugas kemanusiaan yang berat inilah yang kemudian menjadikan manusia terus berpikir, bertindak, dan melakukan perubahan, berdasarkanpenemuan- penemuan penting (pengalaman).

Manusia harus beradaptasi dengan lingkungannya di tengah keterbatasan dan kelebihan potensi yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Melalui buku ini,C George Boeree (baca Boo-Ray),mengajak semua manusia untuk berpikir, merenung, dan bertindak atas nama ”kemanusiaannya”. Boeree melalui buku ini ingin menyibak misteri penciptaan manusia dari perspektif psikologi. Psikologi sebagai ilmu telah berkembang sejak akhir 1800-an. Buku General Psychology yang ditulis profesor pada Fakultas Psikologi Shippenburg University ini,didahului dengan pembahasan mengenai sistem saraf otak manusia.

Dari sini, kita akan banyak mendapatkan gambaran betapa otak manusia merupakan pusat segala tindakan yang akan sangat berpengaruh dalam kepribadian, persepsi, kognisi, emosi, dan perilaku.

Selanjutnya, ia menjelaskan secara detail bagaimana cara belajar dan meningkatkan kecerdasan, bagaimana cara kerja emosi dan motivasi yang Anda bentuk dalam kehidupan Anda, apa hakikat evolusi dan kehidupan budaya, bagaimana manusia bereproduksi secara seksual maupun pemikiran, bagaimana asal-usul dan cara kerja bahasa, tahap-tahap perkembangan dan kepribadianAnda, hingga berbagai gangguan kepribadian dengan berbagai terapi dan pengobatannya (halaman 6).

Buku ini merupakan terobosan baru bagi manusia yang ingin mengetahui jati dirinya. Melalui karyanya ini, Boeree sesungguhnya ingin mengajak manusia kembali membuka ”lembaran sejarah”proses kehidupan yang sedang dijalani. Kelebihan buku ini adalah ditulis pakar di bidang psikologi, sehingga dalam menjelaskan persoalan tidak bertele- tele,mudah dicerna dan dipahami. Kelebihan inilah yang memudahkan pembaca untuk memahami karya ini.

Buku ini menjadi menarik karena disertai gambargambar yang mampu memecah kelelahan saat membaca. Berbeda dengan buku psikologi yang cenderung deskriptif dengan analisis teori yang kuat dan ketat sehingga terkesan kaku. Buku ini menyajikan sekian teori dan analisis data dengan pembahasan yang sederhana, tidak menggurui, dan dijelaskan dengan bahasa tutur yang cukup rapi.

Untuk memudahkan pembaca dari disiplin ilmu nonpsikologi, kata-kata dan pembahasan yang penting dicetak tebal,sehingga seorang awam pun akan dimudahkan untuk memahami buku ini. Membaca General Psychology ini seperti membaca dan membedah diri kita sendiri. Banyak hal akan Anda temukan di dalamnya yang berkenan dengan kemahakuasaan Tuhan dalam proses penciptaan manusia.(*)

Benni Setiawan,
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Menurut saya jati diri manusia terletak pada hati yg paling dalam

Posting Komentar